Patung dr. Soetomo yang terletak didesa
Ngepeh, Kec. Loceret (± 7 Km dari Pusat Kota Kabupaten Nganjuk). Ditempat ini
dr. Soetomo dipatungkan dalam posisi duduk di kursi, tangannya diletakkan
diatas buku terbuka yang menggambarkan beliau seorang cendikiawan yang sedang
menekuni dan memperdalam ilmu pengetahuan, di Jawa Timur merupakan patung yang
ketiga, diresmian Menteri Penerangan RI (H. Harmoko) 6 Mei 1986. Dua
patung dr. Soetomo yang lainnya ada kota di pahlawan Surabaya. Dua patung yang
terdapat di Surabaya yaitu didepan Rumah Sakit Dr. Soetomo, berupa patung
perunggu separo badan dan satunya didepan Gedung Nasional Indonesia berupa
patung dari batu dalam posisi berdiri penuh.
Monumen dr. Soetomo
berdiri diatas tanah seluas 3 – 4 ha, bangunan yang terdapat dikompleks ini
ialah :
- Patung dr. Soetomo menghadap
keselatan dalam posisi duduk dan sedang membuka buku, terbuat dari semen
tinggi keseluruhan lebih 4 Meter, dibawah patung terdapat kata-kata bijak
dari dr. Soetomo yang penuh nilai perjuangan. “Di Indonesia tempat kita,
Disana tempat berjuang kita, Disana harus ditunjukkan keberanian.
keperwiraan dan kesatriaan kita, Terutama sekali kecintaan kita pada nusa
dan bangsa. Marilah kita bekerja disana. Ditanah tumpah darah kita”.
- Pendopo Induk dengan bangunan
berbentuk joglo tanpa dinding berukuran 20 x 20 m, melatar belakangi Patung Utama dr.
Soetomo. Bangunannya ini pada hari-hari tertentu dimanfaatkan untuk
pertemuan-pertemuan organasasi kepemudaan kegiatan lain. Juga
sebagai tempat rekreasi bagi para pelajar.
- Pringgitan jumlahnya ada 2 buah
bangunan, masing-masing berukuran 6 x 12 m. Terletak agak kebelakang
samping kanan dan samping kiri bangunan Induk. Pringgitan disebelah timur
terbuka (tanpa dinding), pringgitan sebelah barat menghadap ke selatan
membujur timur barat dipergunakan sebagai museum benda peninggalan dr.
Soetomo (dirintis Prof.dr.Moh. Ilias, Kepala UDF Penyakit Kulit dan
Kelamin RSUD dr. Soetomo Surabaya). Dari pintu selatan nampak foto dr. Soetomo berukuran besar terletak
diatas buffet, kanan kirinya terletak buku-buku yang berukuran tebal.
Diruangan bagian timur terdapat peralatan praktik kedokteran penyakit kulit dan penyakit kelamin.
Diantaranya:
- Trigator, yaitu alat untuk membilas saluran kemih
penderita infeksi (1930).
- Alat pengobatan listrik untuk penyembuhan penyakit
kulit.
- Meja (tempat pemeriksa) untuk pasien wanita.
- Peralatan medis.
- Meja kursi untuk menerima pasien.
- Almari untuk menyimpan obat-obatan.
Sebelah barat terdapat foto-foto kenangan dari dr. Soetomo serta
foto-foto kegiatan lain yang dimuat dalam majalah dan surat kabar. Didinding
barat diatas rak foto tergantung riwayat hidup singkat dr. Soetomo, sebagai
berikut :
Masa
Kanak-kanak :
- Soetomo dilahirkan di desa Ngepeh, Kab. Nganjuk pada
tanggal 30 Juli 1888.
- Ayahnya bernama R. Soewadji yang berkedudukan sebagai
Wedana di Maospati, Madiun.
- Masa kecil sampai umur 7 tahun Soetomo diasuh nenek dan
kakeknya.
- Pada umur 8 tahun dimasukkan sekolah desa di Bangil
bersama pamannya Ardjodipuro.
Masa
Muda :
- 30 Januari 1903, Soetomo diusia
15 tahun bersama 13 orang temannya masuk sekolah dokter (Stovia) di
Jakarta.
- Tahun 1907, terpengaruh Dr.
Wahidin Sudirohusodo untuk memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia.
- Dr. Douwes Dekker (Setyobudi),
seorang peranakan Belanda, mendorong Soetomo menjadi salah satu tokoh pergerakan
nasional.
Mendirikan
Boedi Oetomo.
- 20 Mei 1908 Soetomo bersama
kawannya mendirikan Boedi Oetomo dan Soetomo diangkat menjadi ketua, yang
selanjutnya dijadikan hari Kebangkitan Nasional.
- Boedi Oetomo berkembang dikota-kota besar di Jawa,
seperti Bogor, Bandung, Magelang dan Yogjakarta.
- 3 – 5 Oktober 1908, Boedi Oetomo mengadakan Konggres I
di Yogjakarta.
- Pada akhir tahun 1909 telah mempunyai cabang dengan
10.000 orang anggota.
Masa
Dewasa :
- Tahun 1911, Soetomo selesai
sekolah dokter (Stovia) dinas pertama kali di Semarang, kemudian di Tuban,
Magelang, Baturaja dan Blora.
- dr. Soetomo menikah dengan Suster E. Burning, seorang
Belanda.
- Tahun 1919, dr. Soetomo tugas belajar di University
Amsterdam.
- Di Negeri Belanda dr. Soetomo
aktif dalam Perhimpunan Indonesia dan menjadi ketuanya serta mengikuti Pergerakan
Kebangsaan Indonesia.
Kembali
ke Indonesia.
- Tahun 1923, dr. Soetomo pulang ke Indonesia bertugas
sebagai dokter.
- Selain bertugas sebagai dokter, beliau tetap aktif
dalam pergerakan nasional.
- Tahun 1934, isteri dr. Soetomo meninggal dunia di
Surabaya. Akibatnya dr. Soetomo kehilangan pendorong utama dalam memimpin
pergerakan kebangsaan Indonesia.
Mendirikan
PBI.
- 11 Juli 1924, dr. Soetomo mendirikan Pandu Bangsa
Indonesia (Indonesische Studie Club).
- PBI selanjutnya mendirikan PPPKI bersama golongan
politik lainnya.
- 16 Oktober 1930, PBI yang
diketahui dr. Soetomo dijadikan partai politik yang memperjuangkan
kemerdekaan RI.
Mendirikan
Parindra.
- Tahun 1935, diadakan fusi
antara PBI dengan Boedi Oetomo yang ketuanya tetap dr. Soetomo dibentuk
Parindra.
- Pada Maret 1936 dr. Soetomo
berkunjung keluar negeri, antara lain : Jepang, India, Mesir, Inggris,
Belanda, Turki, Palestina dan Semenanjung Malaka, untuk mengadakan studi
banding dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
- 15 Mei 1937, Parindra
mengadakan Kongres dan Dr. Soetomo ditunjuk sebagai ketuanya.
- 30 Mei 1938 dr. Soetomo wafat
di Surabaya setelah berjuang dari tahun 1908 – 1938. Beliau dimakamkan di
halaman Gedung Nasional di Surabaya.
Nganjuk
Dan Sejarahnya, th. 1992, hlm. 180-187
What is the casino? - SEPT
BalasHapusThe best casino online is the septcasino One titanium earrings of the main reasons why apr casino people are spending ventureberg.com/ money on a wooricasinos.info game is by having a few options. One of the reasons